Pengertian Monoteisme dan Deisme yang Perlu Kalian Ketahui

Nexdrive – Informasi pengetahuan tidak akan lekang oleh jaman, maka dari itu sudah sepatutnya kita harus mengetahui berbagai informasi terbaru baik itu dalam hal musik, teknologi hingga agama.

Jika melihat dari kepercayaan orang – orang jaman dahulu mungkin kalian akan sering mendengar istilah yang asing dalam hal kepercayaannya.

Sebut saja Monoteisme dan Deisme yang menjadi salah satu tipe kepercayaan yang di pilih banyak orang jaman dulu atau hingga saat ini.

Mengenal Jejak Agama Monoteisme Tertua dari Kuil Api Ateshgah

Monoteisme adalah kepercayaan akan keberadaan satu ketuhanan , atau pada keesaan atau keunikan Tuhan.

Sejarah Monoteisme ialah berawal dari Agama monoteistik dapat ditelusuri kembali ke kultus Aten semasa Mesir Kuno , Kemudian di india terdapat Nasadiya Sukta dari Weda, dan Konsep Ahura Mazda pada Zoroastrianisme.

Ada juga denominasi monoteistik dalam agama Hindu , termasuk Vedanta, Vaishnavism, Shaivism, Shaktism, dan Smartism.

Kemudian Taurat merupakan salah sumber konsep monoteisme dari Yudaisme, yang kemudian disinyalir memberikan pondasi dasar bagi Kristen dan Islam agama.

Yahudi, Kristen dan Muslim mungkin semua setuju bahwa Tuhan adalah entitas yang ada selamanya yang ada terpisah dari ruang dan waktu, yang adalah pencipta alam semesta yang mahakuasa, maha tahu sekalipun agama-agama berbeda dalam detail – detailnya.

Lantas, apa itu Deisme ?

Deisme adalah salah satu bentuk keyakinan Monoteisme yang meyakini bahwa terdapat satu tuhan yang ada, tetapi Tuhan tidak campur tangan terhadap yang ada di dunia, atau mengganggu kehidupan manusia dan hukum alam semesta yang telah ada.

Munculnya konsep deisme diduga dikemukakan oleh Heraclitus dan Plato , namun deisme mulai mendapatkan popularitas di kalangan teolog alam abad ke-17 Inggris dan Prancis, yang menolak wahyu Tuhan yang khusus atau supernatural.

Penemuan gravitasi universal Isaac Newton yang menjelaskan perilaku benda-benda di bumi dan benda-benda di langit dan mempromosikan pandangan dunia di mana alam semesta dikendalikan oleh hukum alam.

Kemudian, pada gilirannya, menyarankan sebuah teologi di mana Tuhan menciptakan alam semesta, membuatnya bergerak dengan dikendalikan oleh hukum-hukum alam, dan kemudian tidak ikut campur lagi.
Sedangkan penggunaan pertama dari istilah “deism” dalam bahasa Inggris sendiri berasal dari awal abad ke-17.